24 Jun 2009

Bahasa Melayu Masih Tersisih

Petikan dari akhbar Indonesia. Untuk pengetahuan, Bahasa Melayu versi Riau adalah sama dengan Bahasa Melayu Malaysia. Bahasa ini dijadikan sebagai bahasa rasmi di Indonesia dan Malaysia yang membolehkan kita merapatkan jurang bahasa dan berkomunikasi dengan baik.

Bangsa Melayu Kurang Ngotot Berjuang

Artikel Terkait:

* Ali dan Pelestarian Bahasa Palembang
* Rendra: Aceh Pelopor Bahasa Melayu!

Selasa, 23 Juni 2009 21:14 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- SP Rida K Liamsi, wartawan dan budayawan Melayu mengatakan, seni budaya Melayu masih dianggap sebelah mata oleh dunia internasional. Salah satu buktinya adalah, Bahasa Melayu belum bisa menjadi salah satu bahasa resmi yang diakui di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Seni budaya Melayu seakan-akan sudah hanyut ditelan arus modern dunia. Ada lebih 300 juta lebih orang Melayu di segenap penjuru dunia, tapi bahasa Melayu belum bisa menjadi salah satu bahasa resmi di PBB. Itu Karena tak cukup ngotot bangga dan berjuang. Akibatnya, seni budaya melayu masih dipandang sebelah mata. Bangsa Melayu belum bisa memaksa dunia untuk melihat potensi kita," ujar Rida.

Demikian disampaikan Rida dalam seminar "Budaya Melayu, Kontribusi Menuju Visi Riau 2020," di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Selasa (23/6). Hadir sebagai pembicara, pemerhati budaya Triyono Bramantyo, dan Mahyudin Al Mudra (budayawan Melayu yang juga Pemangku Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu atau BKPM Yogyakarta).

Selain dipertahankan keasliannya, menurut Bramantyo, seni budaya Melayu seharusnya bisa dikelola dengan lebih kreatif, sehingga menjadi wisata budaya yang layak jual. Sayangnya itu belum tampak merata di Indonesia. Satu contoh yang menggambarkan hal tersebut adalah nama Bali lebih dikenal di dunia internasional ketimbang Indonesia.

Bramantyo mengutarakan, bangsa ini memang kehilangan kreativitas mengelola kekayaan seni budaya Melayu, tapi belum terlambat. Sebab, kreativitas semestinya bisa dibangun. Selain menjaga keotentikan dan keasli an tradisi, stimulan-stimulan dan peluang agar seni budaya Melayu terus muncul, harus diciptakan.

Pemerintah dan pelaku seni harus mempunyai strategi cerdas, misalnya kreatif menggarap serius musik Melayu. "Masa kalah dengan Perancis. Negeri itu kecil dan seni budayanya tak sekaya Indonesia, tapi didatangi 7 juta wisatawan per tahun," ujar Bramantyo.

0 ulasan:

Halwa Telinga

Dikir Barat
Iklim
P Ramli
Lebaran

Galeri gambar MyPustaka

Subscribe to myPustaka

Inspirasi Anda Adalah Inspirasi Bersama

myPustaka at Yahoo! Groups

  © Blogger template 'Isfahan' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP